Minggu, 28 April 2013

Jokowi Gandeng Perumnas Bangun 200 Tower Rusun di Jakarta

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menggandeng BUMN properti yaitu Perum Perumnas untuk membangun 200 rumah susun (rusun sewa dan milik) di ibukota. Masing-masing rusun ini akan mempunyai 20 lantai.

"Lokasinya banyak, Cengkareng, Kebon Kacang, ada di Tanah Abang, Klender," ujar Jokowi usai rapat dengan Perumnas di Balai Kota, Jakarta, Kamis (25/4/2013).

Di tempat yang sama, Direktur Utama Perumnas Himawan Arief mengatakan, pembangunan rusun juga dilakukan di atas lahan-lahan milik perumnas. Tujuannya adalah agar warga Jakarta mendapatkan perumahan dengan kondisi yang lebih layak. Selain membangun rusun baru, juga ada program peremajaan rusun-rusun tua di Jakarta.

"Lalu juga penataan di kawasan kumuh dan padat, di mana warga kasihan, kami koordinasi dengan Pemprov DKI bersama Perumnas. Kita bentuk tim bersama untuk mempercepat pembangunan itu," kata Himawan.

Berapa anggaran untuk membangun 200 rusun ini? Himawan mengatakan, untuk satu tower rusun setinggi 20 lantai, diperlukan dana sekitar Rp 80 miliar dengan segala fasilitasnya. Anggaran ini bakal berasal dari Pemprov DKI atau dari Perumnas. Untuk rusunawa (rumah susun sewa), anggaran berasal dari Pemprov DKI langsung.

sumber:
http://finance.detik.com/read/2013/04/25/134656/2230282/1016/jokowi-gandeng-perumnas-bangun-200-tower-rusun-di-jakarta?

Siap-siap Kena Gembok Jika Parkir Sembarangan di Bandara Soetta

Jakarta - PT Angkasa Pura II (AP II), selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) tidak mau dibilang lemah dalam penertiban mobil yang parkir sembarangan. AP II pun, tak segan menggembok dengan cara memasang clamp pada roda kendaraan yang parkir di luar kawasan parkir seperti di depan terminal kedatangan atau keberangkatan.

Bahkan mobil dinas milik TNI dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau berbagai mobil mewah pun, ditindak oleh keamanan bandara.

"Manajemen Angkasa Pura II terus menerus melakukan penertiban. Siapapun yang melakukan pelanggaran ditindak dalam bentuk penggembokan roda dengan menggunakan clamp," papar General Manager Affairs Kantor Cabang AP II, Yudis Tiawan kepada detikFinance, Minggu (28/4/2013).

Dari informasi yang diberikan pihak pengelola bandara, sudah banyak mobil yang digembok akibat melanggar ketentuan parkir atau parkir sembarangan. Bahkan, AP II tidak segan menggembok mobil mewah atau mobil pejabat tinggi saat melanggar ketentuan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada semua penumpang bandara karena pelanggaran tersebut menimbulkan kemacetan.

Sebelum menggembok mobil, petugas patroli atau keamanan bandara, terlebih dahulu mengecek keberadaan pengemudi. Kalau ada pengemudi, mobil diminta untuk dipindahkan. Sebaliknya, saat pengemudi meninggalkan begitu saja kendaraannya, AP II langsung menggembok mobil.

"Kita sekarang tegas-tegasan aja. Langsung diclamp (gembok) pada roda. Kalau ingin lepas gembok, kan diminta ke kepolisian Bandara untuk dibuka jika menunjukkan surat bukti tilang," tambahnya.

Ketika mobil dinas atau kendaraan pribadi digembok, sang pengemudi atau pemilik ingin melepaskan clamp. Yudis menjelaskan, mereka harus menuju ke Kantor Kepolisian Bandara untuk membayar denda dan memperoleh surat tilang sebagai syarat melepaskan gembok. Hal ini ditegaskannya, cukup memberi efek jera bagi pengemudi nakal yang mencoba parkir sembarangan.

"Kalau digembok itu efek jera. Mau parkir di belakang kendaraan yang digembok, dia nggak jadi," tegasnya.

sumber:
http://finance.detik.com/read/2013/04/28/164302/2232375/4/siap-siap-kena-gembok-jika-parkir-sembarangan-di-bandara-soetta?

Trik mendapatkan pelanggan yang cocok

Jakarta - Para pemilik usaha banyak yang mendapatkan profil pelanggan yang tidak sesuai dengan produk yang dijualnya. Misal saja, pemilik butik baju-baju pesta, yang banyak dikunjungi oleh calon pelanggan yang mencari t-shirt dan celana jeans.

Lalu bagaimana menyelaraskan profil pelanggan dengan produk atau jasa kita yang kita jual? Sehingga kita dapat memperbanyak pelanggan tipe ideal dan mengurangi yang tidak ideal di usaha kita. Caranya sebagai berikut:

Pertama: Tetapkan Kriteria Pelanggan ideal Anda

Jika Anda belum punya, buatlah. Pelanggan ideal yang seperti apa yang ingin Anda miliki? Kalau mereka individu, dari kelompok umur berapa? Apa profesinya? Berapa besar pendapatannya? Bagaimana mereka membelanjakan uangnya untuk produk Anda? Kalau mereka perusahaan, di industi apa mereka berkiprah? Seberapa besar asset-nya?

Berapa jumlah karyawannya? Bagaimana metode pembelian barang dan jasa mereka? Bagaimana mereka membayar Anda?

Kedua: Buat 'Kelompok Pelanggan' Anda

Sekarang, lihatlah existing customers database Anda. Lalu cocokkan dengan Kriteria Pelanggan Ideal yang sudah Anda buat. Misalnya saja Anda memiliki 5 kriteria Pelanggan Ideal, mungkin ada pelanggan yang dapat memenuhi ke-5 kriteria tadi, atau mungkin ada perusahaan yang hanya memenuhi 3 kriteria, 2 kriteria, dst. Dari sini Anda akan memiliki kelompok-kelompok pelanggan.

Misalnya kelompok pelanggan A (memenuhi 5 kriteria), kelompok B (memenuhi 4 kriteria), kelompok C (memenuhi 3 kriteria atau kurang). Ini hanya contoh, silakan gunakan kreativitas Anda sendiri.

Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa banyak pelanggan ideal yang sudah Anda miliki. Apakah usaha Anda sudah menarik pelanggan ideal, atau malah kebanyakan pelanggan Anda ternyata bukanlah pelanggan ideal. Informasi ini menentukan langkah kita selanjutnya.

Ketiga: Undang Pelanggan Ideal Anda

Nah, kini saatnya “mengundang.” Pelajari dengan baik. Mengapa pelanggan ideal Anda membeli produk Anda. Apa yang sebenarnya mereka cari? Mengapa mereka memilih produk Anda?

Logikanya, jika ada pelanggan dengan kriteria seperti itu memilih produk Anda, di luar sana masih banyak lagi pelanggan seperti itu yang sedang haus akan produk Anda. Kepada merekalah kita akan memusatkan perhatian kita.

Langkah pertama dalam “mengundang” pelanggan ideal adalah dengan menyesuaikan cara komunikasi kita dengan mereka. Dan komunikasi mencakup komunikasi verbal dan non-verbal. Mulai dari tampilan toko, busana dan penampilan karyawan, hingga cara mereka berperilaku dan berbicara.

Keempat: Pelihara Pelanggan Ideal Anda

Pelanggan ideal Anda harus dipertahankan. Ciptakan program-program sesuai harapan mereka yang akan membuat mereka bertahan menjadi pelanggan. Seseorang dengan profil tertentu biasanya bergaul dengan orang-orang dengan profil yang sama. Sehingga pelanggan ideal Anda akan melakukan getok tular kehebatan produk Anda kepada pelanggan potensial, yang juga ideal.

Lalu bagaimana dengan “pelanggan tidak ideal” yang sudah terlanjur menjadi pelanggan kita. Apa dibuang saja? Hehehe … tidak perlu se-ekstrim itu. Berfokuslah pada pelanggan ideal maka jumlah pelanggan ideal akan bertambah, entah itu dari pelanggan baru, atau bisa jadi pelanggan lama yang ternyata berevolusi menjadi pelanggan ideal. Pelanggan tidak ideal mungkin akan rontok sendiri terkena seleksi alam.

sumber:
http://finance.detik.com/read/2013/04/04/102303/2211187/480/trik-mendapatkan-pelanggan-yang-cocok?

Laporan (Formal dan Semi-Formal)

Laporan ialah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yangberhubungan secara structural atau kedinasan setelah melaksanakan tugas yang diberikan.Laporan tersebut sebagai bukti pertanggung jawaban bawahan/petugas tim/panitia kepadaatasananya atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Laporan juga merupakan jenis dokumen yang menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang diselidiki dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil, hal-hal esensil, dan hal-hal pokok yang bertalian dengan tujuannya.

Sifat Laporan

Laporan yang baik harus ditulis dengan bahasa yang baik dan jelas sehingga menimbulkan pengertian yang tepat, bukan kesan atau sugesti. Di bawah ini adalah sifat-sifat yang harus dikandung oleh sebuah laporan :

1. Mengandung imaginasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa pelapor harus tahu secara tepat siapa yang akan menerima laporan.
2. Sempurna dan komplit Tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan bila hal-hal tersebut diperlukan untuk memperkuat kesimpulan dalam laporan itu. Selain itu laporan tidak boleh mengandung unsur yang menyimpang dan memihak.
3. Disajikan secara menarik. Pelapor harus berusaha menarik perhatian si penerima laporan dengan nilai yang terkandung di dalam laporan.


Dasar-dasar Laporan

1. Pemberi Laporan. Pemberi laporan dapar berupa perorangan atau badan
2. Penerima Laporan Penerima laporan adalah perorangan atau badan yang menuugaskan atau dianggap perlu mendapatkan laporan tersebut.
3. Tujuan Laporan. Umumnya tujuan laporan adalah untuk mengatasi suatu masalah, mengambil suatu keputusan yang lebih efektif, mengetahui perkembangan suatu masalah, mengadakan pengawasan dan perbaikan, menemukan teknik baru, dan sebagainya.


Bahasa Laporan

Sekurang-kurangnya dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kalimat dengan kalimat yang lain. Bidang yang dilaporkan dan orang yang menerima laporan seringkali mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan.

Macam-macam Laporan

1. Laporan berbentuk formulir isian. Jenis laporan ini biasanya bersifat rutin dan sering berbentuk angka-angka.
2. Laporan berbentuk surat. Biasanya bentuknya lebih panjang dari surat-surat biasa.
3. Laporan berbentuk memorandum. Jenis laporan ini sering digunakan untuk laporan yang singkat.
4. Laporan perkembangan dan laporan keadaan.Laporan perkembangan adalah suatu macam laporan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan atau tahap mana yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Laporan keadaan adalah laporan yang menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
5. Laporan berkala. Jenis laporan ini dibuat dalam jangka waktu tertentu.
6. Laporan laboratoris. Salah satu tujuan dari laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium.


PENGERTIAN, PERBEDAAN DAN CONTOH LAPORAN FORMAL DAN SEMIFORMAL


Laporan formal adalah laporan yang memenuhi semua persyaratan, nadanya bersifat impersonal, dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur seperti yang terdapat dalam buku-buku. Bila ada satu atau beberapa syarat tidak terpenuhi, laporan itu disebut semi-formal sedangkan laporan yang tidak memenuhi persyaratan disebut laporan non-formal.

Laporan formal, semi-formal, dan non-formal merupakan laporan yang bersifat resmi (formil). Bila laporan tersebut bersifat pribadi dan bentuknya sesuai dengan keinginan penulis maka laporan itu bersifat tidak resmi (informil).

Dibawah ini persyaratan yang menentukan sifat laporan:

* Halaman judul
* Terdapat surat penyerahan
* Memiliki daftar isi
* Terdapat ikhtisar yang mengawali laporan
* Memiliki pendahuluan
* Kesimpulan dan saran
* Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda
* Menggunakan nada resmi, bersifat impersonal
* Disertai pula table dan angka-angka (bila diperlukan)
* Biasanya didokumentasikan secara khusus


Dari pernyataan di atas contoh laporan formal apabila ada suatu lapuran yang teknik penulisannya memenuhi persyaratan penulisan laporan laporan, sedangkan contoh laporan semiformal adalah apabila ada suatu laporan yang hanya terdiri dari beberapa saja dari persyaratan penulisan laporan.

Struktur Laporan Formal

* Halaman judul. (Jangan menggunakan judul yang terlalu panjang.)
* Surat penyerahan.(Surat penyerahan atau letter of transmittal berfungsi sebagai kata pengantar pada sebuah buku.)
* Daftar isi. (Bagian ini memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan. Pokok-pokok yang paling penting ditempatkan semakin ke kiri).
* Ikhtisar dan abstrak.(Ikhtisar merupakan bagian dari tulisan yang menyampaikan informasi penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang sangat singkat).Abstrak adalah bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris untuk menerangkan aspek-aspek yang tercakup dalam sebuah uraian.
* Pendahuluan
* Isi laporan( Isi laporan menyangkut inti persoalan).
* Kesimpulan dan saran
* Bagian pelengkap. Bagian yang perlu dimasukkan untuk melengkapi laoran adalah apendiks (lampiran-lampiran, termasuk surat perintah atau surat tugas bagi orang yang membuat laporan, foto, peta, dll) danbibliografi bila laporan itu dikaitkan dengan analisa ilmiah yang menggunakan bahan-bahan pustaka.

Referensi :

1. Google.Dalam "http://www.slideshare.net/iyankess/jenis-laporan"
2. Google. Dalam "http://melisanti91.blogspot.com/2013/04/laporan-formal-dan-semi-formal.html"

Proposal Penelitian

Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan penelitian. Proposal penelitian atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa. Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan bahan skripsinya.

Karakteristik Proposal

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi.
2. Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
3. Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis mahasiswa.
4. Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan praktisi di lapangan.

Sistematika Proposal

Rancangan atau proposal penelitian untuk skripsi mahasiawa terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan ini mengemukakan tentang latar belakang masalah dan urgensi mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan. Hal itu dapat dikemas dalam beberapa bagian seperti :

1. Latar belakang
2. Identifikasi masalah
3. Batasan dan rumusan masalah
4. Tujuan dan manfaat penelitian.


II. LANDASAN TEORI

Bagian ini terdiri dari:

1. Uraian teori
2. Kerangka konseptual
3. Hipotesis (untuk penelitian tertentu boleh tidak menggunakan hipotesis)



III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini menyajikan penjelasan antara lain meliputi :

1. Variabel penelitian (defenisi operasional)
2. Tempat dan waktu penelitian
3. Sumber data atau populasi dan sampel
4. Alat pengumpul data (sebaiknya dilengkapi dengan kisi-kisi atau indikator)
5. Teknik analisis data yang digunakan.


IV. DAFTAR PUSTAKA

Referensi :

1. Google.Dalam"http://www.azuar.tripod.com/pedomanpenelitian.html"

contoh proposal penelitian

KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP AIR MINUM KEMASAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,
karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu
konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan
dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Produsen perlu memahami perilaku konsumen
terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu dilakukan
berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang
dihasilkan.
Mengutip dari jurnal yang disusun oleh Asih Pruwanto.Di zaman Global warming seperti ini air mineral merupakan barang yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia, seperti di kota besar di jakarta air mineral sangat banyak digunakan di berbagai kalangan baik pria,wanita, orang tua, remaja, dan anak-anak. Dahulu masyarakat berpikiran air mineral dalam kemasan tidak sangat dibutuhkan,namun kini seiring berjalannya waktu dan cuaca tak menentu,.


".Dengan adanya penganalisian tersebut memberikan insipirasi bagi pengusaha untuk membuat inovasi baru dengan mempromosikan keunggulan-keunggulan yang mereka miliki.
Dalam hubungan dengan penciptaan nilai kepuasan bagi pelanggan, dimensi-dimensi yang menjadi fokus pada kualitas produk dan pelayanan, antara lain:
(1). Reputasi (reputation)
(2.) Ciri-ciri atau keistimewaaan tambahan (features)
(3.) Kehandalan (reliability).
(4) Kesesuaian dengan spesifikasi (confirmance to specifications).
(5.) Daya tahan (durability digunakan.
(6.) Kemampuan pelayanan (serviceability)
(7). Estetika (estebility)


Kini beberapa merk air mineral dalam kemasan yang ada di Indonesia diantaranya :
-AQUA
-ALTO
-SANQUA



AIR MINUM DALAM KEMASAN

POSISI MERK
1 AQUA
2 ALTO
3 SANQUA


Assael (1995) dalam Sodik (2004) mengembangkan model perilaku
konsumen dengan menetapkan tiga faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
konsumen. Faktor pertama yang berpengaruh pada konsumen adalah stimuli.
Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan pemprosesan
informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari periklanan,
teman atau dari pengalaman sendiri. Pengaruh kedua berasal dari karakteristik
pribadi konsumen meliputi persepsi, sikap, manfaat serta karakteristik
konsumen (demografi, kepribadian, gaya hidup). Pengaruh yang ketiga respon
konsumen yaitu hasil akhir dari proses keputusan konsumen dan suatu
pertimbangan yang menyeluruh dari semua faktor diatas.

1.2 MASALAH DAN TUJUAN

Jadi, masalah dari ketiga jurnal diatas hampir sama yaitu tentang kelayakan air minum kemasan tersebut untuk dikonsumsi oleh konsumen dan apakah produk tersebut mudah untuk didapat. Serta botol dari ketiga merk air minum tersebut mudah dihancurkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produksi, promosi, dan desain
terhadap keputusan pembelian produk air mineral dalam kemasan pada
masyarakat wilayah Jakarta
2. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap
keputusan pembelian produk air mineral dalam kemasan pada masyarakat
wilayah Jakarta.

1.3 KESIMPULAN

Jadi, dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah bahwa air minum kemasan Aqua, SanQua, Alto dapat dikonsumsi karena memenuhi standar kelayakan. Sehingga aman untuk di konsumsi oleh para konsumen.

2.1 LANDASAN TEORI

Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi
konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan
pembelian melibatkan hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain
mungkin melibatkan beberapa pesarta yang memerankan peran, pencetus ide,
pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Di sini tugas pemasar
adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan
pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk
menarik dan mencapai pesasrta kunci seperti halnya pembeli.
Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin
memakai produk yang dilihatnya, menurut Howard dan Shay (dalam Basu Swastha
Dharmmesta, 1998) proses membeli (buying intention) akan melalui lima tahapan,
yaitu :
1. Pemenuhan kebutuhan (need)
2. Pemahaman kebutuhan (recognition)
3. proses mencari barang (search)
4. Proses evaluasi (evaluation)
5. Pengambilan keputusan pembelian (decision)


Informasi mengenai produk mendasari proses membeli sehingga akhirnya
muncul suatu kebutuhan, di sini konsumen akan mempertimbangkan dan memahami
kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada produk sudah jelas maka konsumen akan
mencari produk yang dimaksud, yang kemudian akan berlanjut pada evaluasi produk
dan akhirnya konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli atau memutuskan
untuk tidak membeli yang disebabkan produk tidak sesuai dan mempertimbangkan
atau menunda pembelian pada masa yang akan datang.
Menurut Swastha (1990 : 98), untuk memahami perilaku konsumen dalam
memenuhi kebutuhannya, dapat dikemukakan dua model proses pembelian yang
dilakukan oleh konsumen, yaitu :
1. Model phenomenologis, model perilaku konsumen ini berusaha
mereprodusir perasaan-perasaan mental dan emosional yang dialami
konsumen dalam memecahkan masalah pembelian yang sesungguhnya.
2. Model logis, model perilaku konsumen yang berusaha menggambarkan
struktur dan tahap-tahap keputusan yang diambil konsumen mengenai (a)
jenis, bentuk, modal, dan jumlah yang akan dibeli, (b) tempat dan saat
pembelian, (c) harga dan cara pembayaran.
Setelah konsumen memperoleh informasi tentang suatu produk mereka
menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi sumber-sumber pada ciri-ciri
seperti karakteristik barang dagangan yang dijual, pelayanan yang diberikan, harga,
kenyamanan, personil dan fisik (Boyd et al, 2000 : 129). Konsumen biasanya memilih sumber yang mereka anggap memperlihatkan ciri yang paling penting bagi
mereka.
Suatu pembalian tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui,
mengenal dan kemudian memiliki produk tersebut (Koeswara, 1995 : 75), dalam
Theofillus Kusuma Adhi (2006). Menurut Koeswara, tahap-tahap proses pembelian
ini dapat dibagi atas lima langkah, yaitu :
• Mengetahui masalahnya (Recognation of problem)
• Mencari informasi (Search for information)
• Mengevaluasi setiap altrnatif (Evaluation of alternatif)
• Memilih salah satu alternatif (Choice)
• Menentukan hasil pilihan (Outcome)

2.2 PENELITIAN TERDAHULU
1. Kotler
Kesimpulan sementara:
Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
2.Hadi
Kesimpulan sementara:
Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan
pelengkap inovatif yang terbaik. Produk yang berkualitas adalah produk
yang mampu memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan.
3.Umar
Kesimpulan sementara:
Menurut David Garvin, untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat
melalui delapan dimensi sebagai berikut:
a. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam
membeli barang tersebut.
b. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
c. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam
periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
d. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan.
e. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan
atau masa pakai barang.
f. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang.
g. Asthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilainilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi individual.
h. Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang
lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namun demikian, biasanya
konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.


2.3 HIPOTESIS

Hipotesis – hipotesis yang akan dijawab dalam penelitian ini mengacu pada
telaah pustaka yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya. Berdasarkan telaah
pustaka, maka beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam
membeli air minum dalam kemasan.
H2 : Harga kompetitif berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam
membeli air minum dalam kemasan.
H3 : Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam membeli
air minum dalam kemasan.

Pengembangan hipotesis sebagai berikut :

Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi
konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan pembelian melibatkan hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain
mungkin melibatkan beberapa pesarta yang memerankan peran, pencetus ide,
pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Di sini tugas pemasar
adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan
pengaruh mereka terhadap pembeli.

3.1 DATA DAN SUMBER DATA

Data Primer adalah data yang terambil dari wawancara terstruktur kepada para responden dengan menggunakan kuesioner. Para responden disini adalah para konsumen yang mengkonsumsi air mineral Aqua, SanQua, dan Alto.

3.2 VARIABEL

Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuntitatif maupun kualitatif. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat atributnya.
Dilihat dari segi nilainya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu.. Variabel diskrit nilai kuantitatifnya selalu berupa bilangan bulat, Variabel kontinu nilai kuantitatifnya bisa berupa pecahan. Apabila diambil dua bilangan bulat yang wajar sebagai nilai variabel, terdapat tak hingga banyaknya angka-angka yang mungkin menjadi nilai dari variabel yang sedang diukur itu. Ini jika digambarkan akan memberi kesan bahwa nilai-nilai variabel itu bersambung atau kontinu.
Variabel dalam penelitian ini adalah air minum kemasan yang dikonsumsi masyarakat Jakarta.

3.3 TAHAPAN PENELITIAN

Melakukan penelitian kepada pemilik toko yang berada di Jakarta dengan cara kuesioner.

3.4 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN

a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya penelitian. Uji validitas menggunakan analisis korelasi pearson, keputusan mengetahui valid tidaknya butir instrumen. Jika pada tingkat signifikan 5% nilai r hitung > r variabel maka dapat disimpulkan bahwa butir
instrumen tersebut valid.

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki indeks kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach, untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian jika dari hasil uji reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian