Senin, 22 Oktober 2012

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I

LATAR BELAKANG

Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,
karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu
konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan
dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Produsen perlu memahami perilaku konsumen
terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu dilakukan
berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang
dihasilkan.
Mengutip dari jurnal yang disusun oleh Asih Pruwanto.Di zaman Global warming seperti ini air mineral merupakan barang yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia, seperti di kota besar di jakarta air mineral sangat banyak digunakan di berbagai kalangan baik pria,wanita, orang tua, remaja, dan anak-anak. Dahulu masyarakat berpikiran air mineral dalam kemasan tidak sangat dibutuhkan,namun kini seiring berjalannya waktu dan cuaca tak menentu,.


".Dengan adanya penganalisian tersebut memberikan insipirasi bagi pengusaha untuk membuat inovasi baru dengan mempromosikan keunggulan-keunggulan yang mereka miliki.
Dalam hubungan dengan penciptaan nilai kepuasan bagi pelanggan, dimensi-dimensi yang menjadi fokus pada kualitas produk dan pelayanan, antara lain:
(1). Reputasi (reputation)
(2.) Ciri-ciri atau keistimewaaan tambahan (features)
(3.) Kehandalan (reliability).
(4) Kesesuaian dengan spesifikasi (confirmance to specifications).
(5.) Daya tahan (durability digunakan.
(6.) Kemampuan pelayanan (serviceability)
(7). Estetika (estebility)


Kini beberapa merk air mineral dalam kemasan yang ada di Indonesia diantaranya :
-AQUA
-ALTO
-SANQUA



AIR MINUM DALAM KEMASAN
POSISI MERK
1 AQUA
2 SANQUA
3 ALTO



Assael (1995) dalam Sodik (2004) mengembangkan model perilaku
konsumen dengan menetapkan tiga faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
konsumen. Faktor pertama yang berpengaruh pada konsumen adalah stimuli.
Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan pemprosesan
informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari periklanan,
teman atau dari pengalaman sendiri. Pengaruh kedua berasal dari karakteristik
pribadi konsumen meliputi persepsi, sikap, manfaat serta karakteristik
konsumen (demografi, kepribadian, gaya hidup). Pengaruh yang ketiga respon
konsumen yaitu hasil akhir dari proses keputusan konsumen dan suatu
pertimbangan yang menyeluruh dari semua faktor diatas.

MASALAH

Jadi, masalah dari ketiga jurnal diatas hampir sama yaitu tentang kelayakan air minum kemasan tersebut untuk dikonsumsi oleh konsumen dan apakah produk tersebut mudah untuk didapat. Serta botol dari ketiga merk air minum tersebut mudah dihancurkan.

TEMA TUGAS

TEMA : KEPUASAN KONSUMEN

KELAYAKAN AIR MINUM ALTO UNTUK DIKONSUMSI

ANALISIS JURNAL KETIGA
AIR MINUM KEMASAN

TEMA : KEPUASAN KONSUMEN
PENGARANG : JAJANG NANDAR
TAHUN : 2011
JUDUL : KELAYAKAN AIR MINUM ALTO UNTUK DIKONSUMSI

1. LATAR BELAKANG

PT. Tri Banyan Tirta didirikan pada tahun 1997. Tujuan Perusahaan adalah untuk menghasilkan air ALTO Natural Spring sebagai merek lokal yang kuat dengan standar kualitas internasional untuk menangkap potensi pasar di Indonesia. Ambisi kami adalah menjadi terdiversifikasi terbesar minuman kelompok di Indonesia, yang akan dicapai melalui investasi berkelanjutan dalam merek kami, rakyat kami dan fasilitas kami. Strategi perusahaan adalah komitmen untuk berhasil membangun dan tumbuh merek utama, peningkatan kualitas produk dan inovasi dan harapan pelanggan melebihi dalam hal pelayanan. Tanaman ini terletak di Babakan Pari, Sukabumi, Jawa Barat yang diakui untuk kemurnian dan mata air yang dilindungi selama berabad-abad. PT. Tri Banyan Tirta didukung oleh tim profesional yang memenuhi syarat dari berbagai latar belakang yang memperkuat perusahaan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.

2. MASALAH

Apakah air minum alto sudah layak untuk di konsumsi?

3. TUJUAN

Mengidentifikasikan kelayakan Alto di masyarakat.

4. METODOLOGI

DATA
Dilakukan secara kuisioner kepada masyarakat sekitar Jakarta dan pemilik toko

VARIABEL
Para konsumen pemakai produk SanQua

MODEL PENELITIAN
Matematis

5. HASIL

Air minum Alto menangkap semua kebaikan alami dari mata air alami ini dan botol itu tepat di musim semi. Musim semi ini terletak di situs. Kami botol di sumber. Tidak ada pencampuran dari berbagai sumber, ada truk di atas jalan di kapal tanker, air disalurkan langsung dari mata air ke pabrik melalui pipa baja stainless bawah tanah.

6. KESIMPULAN

Jadi, kebersihan yang ketat dan kualitas merupakan fitur penting dari proses pembotolan. Mata air terus-menerus dipantau, untuk mempertahankan ba alamnya menusuk. Air dari mata air kami harus dianalisis secara berkala untuk memeriksa konsistensi mineral dan bebas dari bahan kimia atau kontaminasi biologi. Alto didistribusikan melalui tangan kita sendiri distribusi di kota-kota besar yang paling di Indonesia. Kami mengendalikan kendaraan kita sendiri dan staf untuk menjamin bahwa pelanggan kami menerima produk dalam kondisi baik dan memenuhi tingkat kepuasan mereka. Alto saat ini tersedia di sebagian besar outlet modern seperti hypermarket, supermarket & minimarket di seluruh bangsa serta dalam berbagai pasar tradisional (grosir, toko-toko eceran & tunggal).
Layanan pelanggan basis pelanggan kami sangat beragam mulai dari nasabah individu dengan persyaratan botol tunggal untuk besar multi-account perusahaan nasional dengan kebutuhan air yang signifikan. Setiap pelanggan memiliki kebutuhan spesifik mereka sendiri dan kebutuhan masing-masing pelanggan pada pelanggan ba se sama pentingnya dengan semua pelanggan lainnya. Oleh karena itu, di Alto kita berkomitmen untuk pusat layanan pelanggan yang sangat baik. Anda akan selalu berbicara dengan orang kehidupan nyata ketika Anda menelepon customer care Alto.

Sumber : Google.com
Alto.com

STANDAR KELAYAKAN AIR MINUM KEMASAN SANQUA

ANALISIS JURNAL KEDUA
AIR MINUM KEMASAN

TEMA : KEPUASAN KONSUMEN
PENGARANG : GITA RAHMAWATI
TAHUN : 2010
JUDUL : STANDAR KELAYAKAN AIR MINUM KEMASAN SANQUA

1. LATAR BELAKANG

SanQua adalah produk air minum dalam kemasan berstandar tinggi yang telah memenuhi & mendapatkan akreditasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI (BPOM RI), Standar Nasional Indonesia (SNI), Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta pengelolaan manajemen sesuai dengan standart sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan sistem manajemen keamanan pangan ( HACCP ) ISO 22000 : 2006 dan juga penggunaan bahan baku kemasan yang telah memenuhi kriteria keamanan pangan (food grade), menjadikan SanQua aman dikonsumsi Anda sekeluarga setiap saat.

2. MASALAH

Apakah air minum SanQua sudah memenuhi standar kelayakan untuk dikonsumsi?

3. TUJUAN

Mengidentifikasikan kelayakan SanQua di masyarakat.

4. METODOLOGI

DATA
Dilakukan secara kuisioner kepada masyarakat sekitar Jakarta dan pemilik toko

VARIABEL
Para konsumen pemakai produk SanQua

MODEL PENELITIAN
Matematis


5. HASIL

SanQua berasal dari sumber air alami terpilih yang melalui proses pengolahan air & pembuatan kemasan mempergunakan teknologi canggih namun tetap memperhatikan karateristik air minum alami yang sehat bagi Anda. Air minum SanQua diolah dan dikemas langsung dari sumbernya dimana seluruh proses pengolahan air & produksi kemasan dilakukan secara terintegrasi. Proses tersebut menghindarkan SanQua terkontaminasi benda lain dan menjadikan SanQua memiliki kualitas sebagai air minum yang dapat Anda andalkan.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan pada survey, saat ini masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi air minum yang belum memenuhi standar kesehatan & kelayakan, hal ini disebabkan karena pada umumnya berkaitan dengan faktor harga dari produk air minum yang sehat & berkualitas tersebut. Sehingga masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi air minum rebusan, isi ulang maupun air minum yang diragukan kualitasnya.
Melihat hal tersebut, SanQua hadir di pasar untuk memenuhi kebutuhan air minum yang sehat namun dengan harga terjangkau, serta memberikan pilihan baru akan produk air minum sehingga dapat mendukung kualitas hidup Anda.

Sumber : Google.com
SanQua.com

PENJUALAN AIR MINUM KEMASAN AQUA

ANALISIS JURNAL PERTAMA
AIR MINUM KEMASAN

TEMA : KEPUASAN KONSUMEN
PENGARANG : ADI PUTRO NUGROHO
TAHUN : 2012
JUDUL :PENJUALAN AIR MINUM KEMASAN AQUA

1. LATAR BELAKANG

AQUA memegang lebih dari 62% pasar air kemasan di Indonesia, negara dengan penduduk terpadat ke lima di dunia. Ada beberapa kemudahan untuk masuk pada industri air kemasan yaitu teknologi air kemasan tidak sulit dan kebutuhan modal juga tidak terlalu banyak. Pemasaran memberikan kelebihan kompetitif yang utama di antara produsen air kemasan. Distribusi dan iklan yang efektif untuk membedakan dan menghasilkan loyalitas merek adalah kunci keberhasilannya.
Diferensiasi adalah tujuan pertama Tirto. Pada cara pemasaran yang cerdas, dia menyebut produknya AQUA (bahasa latin untuk “air”). Orang-orang asing di Indonesia, sebagai pasar sasaran awal, bisa paham apa maksud kata tersebut. Lebih dari 300 bahasa yang diucapkan di Indonesia dan sensitivitas etnis sangatlah penting. Pemilihan istilah Latin adalah netral, dan tidak menguntungkan kelompok etnis tertentu. Sebagai bonus, AQUA adalah kata yang mudah diucapkan bagi penutur bahasa manapun.

2. MASALAH

Bagaimana penjualan AQUA di daerah Jakarta? Apakah ini memunculkan suatu masalah ?

3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan para konsumen memilih menggunakan produk Aqua dibandingkan memilih produk lain.

4. METODOLOGI PENELITIAN

DATA
Dilakukan secara kuisioner kepada masyarakat sekitar Jakarta dan pemilik toko

VARIABEL
Para konsumen pemakai produk Aqua
MODEL PENELITIAN
Matematis

5. HASIL

Jakarta adalah pasar yang sangat besar, tetapi Jakarta juga merupakan rumah bagi kelas intelektual menengah yang tumbuh di Indonesia. Kelompok lingkungan yang sudah ada mengeluh dengan masalah sampah yang disebabkan oleh wadah-wadah kosong AQUA.
6. KESIMPULAN

Mayoritas penduduk Jakarta memilih air minum Aqua, karena menurut mereka selain proses pengembangan yang mencari bahan-bahan pengemasan dan cara-cara yang baru untuk menarik konsumen. Teknologi yang digunakan sudah canggih dan produknya sudah terkenal sehingga mudah didapat.


Sumber : Google.com
Aqua.com

Kamis, 18 Oktober 2012

perilaku konsumen indonesia

Menurut Handi Irawan *perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:
1.Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.

2.Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).

3 Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.

4.Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai
teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan
pengguna lain.

5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu
dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu
sendiri.

6.Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar
negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia

7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung
simbol-simbol agama.

8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris
terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan
gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih
melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas.
Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.

9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun
unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.

10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang *tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.
sumber:forum.kompas.com
Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…. Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action” (p.3).
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas” (p.5).
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).

Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

sifat dari perilaku konsumen yaitu:
1. Consumer Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih
konsumennya.

2. Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.
3. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.

A. Individual Determinants of Consumer Behavior
1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
3. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari
pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.

B. Environmental Influences on Consumer Behavior
1. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
3. Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat
untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.
sumber:http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html